Hidup itu berjalan seiring dengan waktu, begitu cepat, dan tak terbayangkan.
Oke, saat ini aku sedang berada jauh di negeri orang, menjalani internship sebagai seorang waiter di sebuah restoran Asia. Tinggal di sini sudah bukan sebuah keanehan bagiku. Pergi kesana kemari menggunakan transportasi umum yang nyaman dan aman walau rumit tapi bukan merupakan sebuah masalah lagi. Dengan biasanya aku bisa pergi ke mesin otomatis dengan layar touch-screennya yang dilengkapi dengan bahasa Jerman, Prancis, Itali dan Inggris.
Kesana kemari mendengar orang disekelilingku berbahasa asing, yang juga biasa saja bagiku. Walau aku tak mengerti apa pun yang mereka ocehkan dalam bahasa Jerman, atau pun saat mereka mencoba berkomunikasi dengan bahasa Inggris mereka yang pas-pasan, aku tak masalah.
Aku pun baru sadar.....
5 tahun yang lalu.. saat aku baru mulai masuk SMA, tak terpikir sedikit pun aku akan tinggal di negara yang saat ini resmi menjadi tempatku berdomisili. Bahasa Perancis, Jerman dan Itali sama sekali tak kumengerti. Tinggal dan hidup di sini, sama sekali tak kusangka. Kalau aku dulu ditanya mungkin jawabanku akan 'ga mungkin'.
Tiba-tiba saja saat aku kelas 3 SMA, setelah perdebatan panjang yang ga kelar-kelar soal jurusan kuliah dengan orang tua, yang jurusannya diubah entah berapa kali, mulai dari computer engineering, aviation, interior design, psychology, medecine, hospitality, culinary, chinese, event management, sampai akhirnya Hospitality and Event Management. Yang letak kuliahnya mulai dari kampung halamanku, Palembang, Sydney, Melbourne, USA, London, dan akhirnya nyasar ke Switzerland. Biasa, mau daku sebagai anak, ga selalu sama dengan harapan dan kemauan orang tua terutama nyokap. Setelah proses negosiasi dan gonta-ganti jurusan yang memakan waktu berbulan-bulan, sampailah pada sebuah kesepakatan gabungan antara kemauan si anak dan sang ibu, Hospitality and Event Management. (hospitality dari sang ibu, event management dari si anak)
Awalnya, apakah ada rencana ke sini? TIDAK SAMA SEKALI.
Dan tiba-tiba saja, formulir pendaftaran diisi dan dikirim, uang kuliah pun ditransfer, dan akhirnya aku pun berangkat ke negeri keju ini. Ke negeri orang yang begitu jauh, tanpa teman atau kenalan, dengan pergaulan yang aku masih tidak tau secara jelas, banyak yang bilang aku berani dan hebat, tapi kalau menurutku, aku cuma NEKAT.
Tidak mau kuliah di negeri sendiri yang mutunya dipertanyakan. Tidak mau juga tinggal bersama orang tua yang membuat diriku terkekang, aku ingin belajar mandiri. Ingin rasanya mencicipi bagaimana rasanya tinggal di negara maju yang kalau melanggar peraturan memang beresiko berat kena hukuman berat, tidak seperti di kampung halaman yang asal menyogok pihak berwajib, semuanya beres, atau yang hukuman pidana pemerkosa dan pembuhuh hanya beberapa bulan penjara, lebih ringan daripada hukuman orang maling ayam.
Kita hanya menjalani hidup ini seperti mengikuti aliran air, kadang tenang, kadang bergejolak dengan arusnya yang deras, kadang melewati sungai yang luas, kadang masuk ke sungai kecil. Kita tidak tahu akan sampai di mana, atau akan bagaimana.
Dulu, tinggal di sini rasanya tidak mungkin, negara tujuanku dulu itu antara USA, Singapore atau Australia. Aku sekarang di mana?
Dulu, kerja sebagai waiter restoran??? Ga mungkin kali ya... Tapi sekarang, pekerjaanku apa?
Dulu, horse riding itu hanya khayalan belaka. Sekarang?
Dulu, belajar bela diri itu juga hanya seperti film dan komik. Tapi aku baru aja pulang dari tempat latihan Aikido-ku.
Dulu, sekolah perhotelan? Wah, ga tertarik tuh....
Dulu...
Dulu..
Dulu.
Dulu
Life goes on..
you'll never know where you're going to be
what you're going to be
just suddenly, you are what you are
could be positive or negative
could be someone you wanted to be, or the contrary
but you know what?
life goes on
Oke, saat ini aku sedang berada jauh di negeri orang, menjalani internship sebagai seorang waiter di sebuah restoran Asia. Tinggal di sini sudah bukan sebuah keanehan bagiku. Pergi kesana kemari menggunakan transportasi umum yang nyaman dan aman walau rumit tapi bukan merupakan sebuah masalah lagi. Dengan biasanya aku bisa pergi ke mesin otomatis dengan layar touch-screennya yang dilengkapi dengan bahasa Jerman, Prancis, Itali dan Inggris.
Kesana kemari mendengar orang disekelilingku berbahasa asing, yang juga biasa saja bagiku. Walau aku tak mengerti apa pun yang mereka ocehkan dalam bahasa Jerman, atau pun saat mereka mencoba berkomunikasi dengan bahasa Inggris mereka yang pas-pasan, aku tak masalah.
Aku pun baru sadar.....
5 tahun yang lalu.. saat aku baru mulai masuk SMA, tak terpikir sedikit pun aku akan tinggal di negara yang saat ini resmi menjadi tempatku berdomisili. Bahasa Perancis, Jerman dan Itali sama sekali tak kumengerti. Tinggal dan hidup di sini, sama sekali tak kusangka. Kalau aku dulu ditanya mungkin jawabanku akan 'ga mungkin'.
Tiba-tiba saja saat aku kelas 3 SMA, setelah perdebatan panjang yang ga kelar-kelar soal jurusan kuliah dengan orang tua, yang jurusannya diubah entah berapa kali, mulai dari computer engineering, aviation, interior design, psychology, medecine, hospitality, culinary, chinese, event management, sampai akhirnya Hospitality and Event Management. Yang letak kuliahnya mulai dari kampung halamanku, Palembang, Sydney, Melbourne, USA, London, dan akhirnya nyasar ke Switzerland. Biasa, mau daku sebagai anak, ga selalu sama dengan harapan dan kemauan orang tua terutama nyokap. Setelah proses negosiasi dan gonta-ganti jurusan yang memakan waktu berbulan-bulan, sampailah pada sebuah kesepakatan gabungan antara kemauan si anak dan sang ibu, Hospitality and Event Management. (hospitality dari sang ibu, event management dari si anak)
Awalnya, apakah ada rencana ke sini? TIDAK SAMA SEKALI.
Dan tiba-tiba saja, formulir pendaftaran diisi dan dikirim, uang kuliah pun ditransfer, dan akhirnya aku pun berangkat ke negeri keju ini. Ke negeri orang yang begitu jauh, tanpa teman atau kenalan, dengan pergaulan yang aku masih tidak tau secara jelas, banyak yang bilang aku berani dan hebat, tapi kalau menurutku, aku cuma NEKAT.
Tidak mau kuliah di negeri sendiri yang mutunya dipertanyakan. Tidak mau juga tinggal bersama orang tua yang membuat diriku terkekang, aku ingin belajar mandiri. Ingin rasanya mencicipi bagaimana rasanya tinggal di negara maju yang kalau melanggar peraturan memang beresiko berat kena hukuman berat, tidak seperti di kampung halaman yang asal menyogok pihak berwajib, semuanya beres, atau yang hukuman pidana pemerkosa dan pembuhuh hanya beberapa bulan penjara, lebih ringan daripada hukuman orang maling ayam.
Kita hanya menjalani hidup ini seperti mengikuti aliran air, kadang tenang, kadang bergejolak dengan arusnya yang deras, kadang melewati sungai yang luas, kadang masuk ke sungai kecil. Kita tidak tahu akan sampai di mana, atau akan bagaimana.
Dulu, tinggal di sini rasanya tidak mungkin, negara tujuanku dulu itu antara USA, Singapore atau Australia. Aku sekarang di mana?
Dulu, kerja sebagai waiter restoran??? Ga mungkin kali ya... Tapi sekarang, pekerjaanku apa?
Dulu, horse riding itu hanya khayalan belaka. Sekarang?
Dulu, belajar bela diri itu juga hanya seperti film dan komik. Tapi aku baru aja pulang dari tempat latihan Aikido-ku.
Dulu, sekolah perhotelan? Wah, ga tertarik tuh....
Dulu...
Dulu..
Dulu.
Dulu
Life goes on..
you'll never know where you're going to be
what you're going to be
just suddenly, you are what you are
could be positive or negative
could be someone you wanted to be, or the contrary
but you know what?
life goes on
4 comments:
smangat buuuuuuu
^^
Makasih ^^ hehehe
smangat pu!!! sukses e!!!
Makasih pu ^^ hehehe
Post a Comment