Chrismtast Eve ku kulewatkan di rumah cie-cieku. Ini adalah Natal pertama keluargaku dapat berkumpul lengkap setelah sekian tahun terpencar-pencar. Rencananya kami akan mengadakan Pesta Malam Natal bersama kecil-kecilan. Mengundang Pho-pho (nenek), paman dan bibi serta sepupuku yang juga hadir di Atlanta, GA untuk hadir di pernikahan cie-cieku dengan Amit pada tanggal 26 Desember 2006 nanti, serta beberapa teman akrab cie-cieku.
Menjelang malam Natal, sembari menunggu semua tamu hadir, kami menonton TV yang saat itu sedang disiarkan sebuah film anak-anak “The Polar Express”. Film ini mengisahkan tentang perjalanan anak-anak ke Kutub Utara untuk bertemu dengan Santa Clauss, yang disertai juga legenda kuno bahwa hanya anak-anak yang percaya saja yang dapat mendengar kerincingan kereta santa. Film ini sebenarnya sederhana, tetapi entah kenapa memberi makna yang khusus bagi diriku. Mungkin karena aku juga sudah lama tidak lagi percaya pada Santa Clauss ataupun keajaiban yang serupa. Film ini menggelitik jiwaku dissat kecil, aku tiba-tiba merindukan kepolosanku saat masih kecil, aku ingin kembali di saat aku masih percaya pada semua keajaiban dan kebahagiaan. Well, mungkin itulah indahnya Natal. Iya kan?
Tamu yang pertama datang adalah keluargaku sendiri, mereka baru saja datang dari New York yang terdiri dari pho-pho (nenek), Tante dan Om beserta sepupuku, Marsha. Lalu, teman cie-cieku dari Delaware, tempat cie-cie kuliah untuk mengambil gelar MBA dulu. Mereka berdua yang juga berasal dari Indonesia sudah menikah dan membawa anak mereka Andrew, yang lansung menjadi pusat perhatian di malam natal ini. Kemudian juga hadir Kawasaki Ikuko, teman akrab cie-cieku yang juga temanku yang berasal dari Jepang. Tapi jangan salah, dia tidak ada hubungannya dengan perusahaan otomotif besar berasal dari Jepang yang juga bernama Kawasaki (kami sudah pernah menanyakannya.. hehe). Sebenarnya ada satu lagi teman yang diundang, tetapi dia berhalangan hadir malam itu.
Setelah semuanya hadir, kami memulai acara makan malam, yang menurutku sih, agak berlebihan mengingat jumlah orang yang menghadiri pesta kecil-kecilan ini. Menu sangat banyak, mulai dari pempek yang khas Palembang, kota asal kami, sampai dengan pasta ala Amerika. Sambil makan, kami juga melakukan aktivitas lain yang terbagi menjadi dua grup. Yang satu grup dewasa di meja makan, yang satu lagi adalah grup yang dapat terbilang grup anak muda di depan televisi. Tentu aku termasuk di grup yang kedua, bersama dengan Marsha, Andrew, dan Amit. Kami bermain sembunyi bola, tentu yang jadi objek adalah Andrew. Lucunya, Andrew sangat senang menganggap semua benda yang disukainya sebagai miliknya, termasuk bola yang kita mainkan. Jadi, kata-kata yang paling sering diucapkannya adalah “it’s mine”. Maklumlah, walaupun ortunya Indo, tetapi berhubung dia lahir dan dibesarkan di USA, dia hanya bisa berbahasa Inggris walaupun juga mengerti sedikit Bahasa.
Setelah malam semakin larut, cie-cie dan Amit mengenakan topi Santa Clauss dan mulai membagi-bagikan hadiah untuk semua yang hadir. Hadiahnya bermacam-macam, yang dewasa umumnya mendapatkan tas, sedang kami yang masih muda mendapatkan hadiah coklat dan permen. Rupanya, aku juga mendapat hadiah tambahan dari Ikuko! Dia memberikan aku sebuah syal dan sebuah celana tidur. Aku senang sekali, sudah lama sih aku mengidamkan untuk memiliki syal, tapi belum kesampaian. Rupanya Natal kali ini, impianku ada yang terkabul. Kita membuka semua kadonya bersama, aku membuka kadoku di samping Andrew. Lucu juga melihat wajahnya yang langsung tersenyum senang saat melihat isi kadonya.
Saat-saat seperti ini sungguh jarang dalam hidupku. Entah telah berapa tahun aku tidak pernah merasakan Natal seindah ini, merayakannya dengan seluruh keluargaku, makan bersama, membuka kado bersama,… Yah walaupun aku juga merayakannya dengan teman baru yang baru kutemui beberapa jam yang lalu, tetapi benar-benar terasa seperti merayakan dengan keluarga dekat saja. Lalu, tiba-tiba aku mendengar suara kerincingan samar-samar, seperti suara lonceng-lonceng kecil. Walaupun mungkin hanya bayanganku saja, tapi aku yakin, aku benar-benar mendengarnya. Mungkinkah itu suara lonceng kereta Santa Clauss?? Mungkin juga, tetapi hadiah yang kuterima bukan berupa benda yang dapat disentuh, tetapi berupa pengalaman Natal yang indah. Ya, ini adalah hadiah yang terbaik.
Setelah selesai membuka kado bersama, cie-cie dan Amit mengeluarkan sebuah kue Natal. Yah, berhubung kita semua sudah pada kenyang, jadi kami semua hanya makan kuenya sedikit saja. Hehe… Lalu tamu-tamu pun mulai berpamitan pulang. Saat Andrew mau pulang, dia memberikan good bye kiss kepadaku dan Marsha. Yah, walaupun itu adalah ciuman yang amat sangat basah, tapi aku senang sekali, soalnya dari dulu, aku sangat mudah jatuh cinta pada anak kecil, terutama ya.. yang seperti Andrew. Lagian, wajar saja lah kalau ciuman itu jadi terasa sangat basah, soalnya anak seumur Andrew kan memang banyak banget air liurnya…
Yap, ini adalah pengalaman Natal terindah, dengan suasana sederhana tetapi sangat hangat walaupun cuaca saat itu adalah Winter.. hehe..
^-^